Review jurnal perbankan (Meta-analysis) – Pengaruh dana pihak ketiga

Nama   : Indriyani Rachmawati

NPM   : 28212419

Kelas   : SMAK06

 

Kali ini, saya tertarik untuk meneliti tentang pengaruh dana pihak ketiga terhadap komponen-komponen bank lainnya. Untuk meneliti hal tersebut, diperlukan teori-teori yang mendukung dan preferensi dari penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, saya meneliti pengaruh dana pihak ketiga menggunakan meta-analysis. Dari lima jurnal yang telah saya telaah, saya rangkum kedalam table meta-analysis.

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh simultan dan parsialDana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Pendapatan Operasional Lainnya (POL), CAR, Suku Bunga SBI, NPL, Tingkat Risiko Kredit, Tingkat Suku Bunga kredit dan Tingkat Inflasi untuk secara simultan dan parsial terhadap BOPO, Tingkat Laba, dan Pemberian Kredit Bank.

Pada penelitian ini menggunakan meta-analysis (rangkuman 5 jurnal melalui table) dan sanalisis regresi berganda program SPSSsebagai alat bantu perhitungan. Pengujian Hipotesis dilakukan uji F dan statistik uji t pada tingkat signifikansi 5%. Menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif. Sampel dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang masih beroperasi pada periode 2006-2010 yaitu berjumlah empat (4) bank, Bank Umum Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008 – 2012, bank pemerintah di Bank Indonesia periode 2005 sampai dengan 2009, dan BPR di Jawa Tengah.

Berdasarkan model regresi yang didapat, maka diperoleh variable ( DPK, SBI dan POL) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap BOPO, lalu Dana pihak Ketiga yang mempunyai pengaruh positif terhadap Tingkat Laba Bank dan Pemberian kredit Bank namun CAR, SBI, Tingkat Suku Bunga Kredit dan Tingkat Risiko Kredit mempunyai pengaruh negative namun tidak signifikan terhadapPemberian Kredit Bank.

 

PENDAHULUAN

Sebelum pembahasan, perlu diketahui tentang dana pihak ketiga itu sendiri. Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun dari masyarakat. Dana masyarakat (dana pihak ketiga) adalah danayang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank denagn menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana masyarakat merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sehingga penghimpun dana dari pihak ketiga yang kelebihan dana dalam masyarakat.

Tentunya dana pihak ketiga juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Dana pihak ketiga dianggap sebagai tolak ukur bank. Dana pihak ketiga dapat dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang cukup besar jika jumlah dana pihak ketiga yang dimiliki oleh bank tersebut cukup besar. Tingkat kepercayaan masyarakat sangat mempengaruhi jumlah ataupun komposisi dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga juga dipengaruhi oleh suku bunga yang ditawarkan oleh bank. Masyarakat akan tertarik untuk mempercayakan dananya pada bank yang menawarkan suku bunga yang tinggi, maka jika dana pihak ketiga suatu bank cukup besar maka suku bunga yang ditawarkan cukup tinggi. Begitu pula dengan factor lainnya, seperti jasa yang diberikan, fasilitas, kemudahan (ATM) atau keragaman produk.

Dari 5 jurnal yang saya telaah, Dana pihak ketiga adalah variable bebas yang sering muncul dan menjadi fokus utama dalam hal mempengaruhi variable terikatnya.Selain itu, NPL.Suku bunga kredit, tingkat resiko kredit, CAR.Suku bunga SBI, POL juga merupakan variable bebas lainnya.Variabel terikat yang mendapat pengaruh dari variable bebas adalah tingkat laba atau profitabilitas dan pemberian kredit oleh bank.

 

RUMUSAN MASALAH

Dari identifikasi masalah penelitian tersebut, maka dapat ditentukanbeberapa rumusan masalah yang selanjutnya akan dijadikan tujuan

penelitian, yaitu:

1. Bagaimana kondisi dana pihak ketiga pada Bank-bank milik pemerintah, BPR, dan Bank Umum ?

2. Bagaimana Pendapatan Operasional Lainnya pada bank milik pemerintah?

3. Bagaimana Kondisi sertifikat Bank Indonesia perannya pada bank milik

Pemerintah?

4. Bagaimana kinerja keuangan dalam aspek profitabilitas pada bank milik

Pemerintah?

5. Seberapa besar pengaruh dana pihak ketiga terhadap profitabilitas pada

bank milik pemerintah?

6. Seberapa besar pengaruh Pendapatan Operasional Lainnya terhadap

profitabilitas pada bank milik pemerintah?

7. Apakah variabel Dana Pihak Ketiga (Deposito, Giro, dan Tabungan) berpengaruh

secara parsial terhadap penyaluran kredit Bank?

8. Berapa besar pengaruh Dana Pihak Ketiga (Deposito, Giro, dan Tabungan) terhadap

penyaluran kredit Bank?

9. Apakah Variabel NPL, CAR, Tingkat Suku Bunga Kredit, Tingkat Resiko Kredit, Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap Pemberian Kredit Bank?

 

METODOLOGI PENELITIAN

Salah satu jurnal menggunakan metode penelitian dengan analisis rgresi sederhana, karena hanya memiliki satu variable bebas dan satu variable terikat.Selebihnya, menggunakan metode analisis regresi berganda, karena memiliki variable bebas lebih dari 1.Dari table dapatdilihat bahwa jurnal kedua yang berjudul Pengaruh Sumber Dana Pihak Ketiga terhadap Laba PT. Bank CIMB Niaga, Tbk Periode 2001-2008menggunakan metode analisis regresi sederhana karena variable bebas yang ditelitihanya satu, yaitu dana pihak ketiga. Data yang digunakan adalah data sekunder.Data diambil dari laporan keuangan yang dipublikasika dalam situs resmi BI dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Pembahasan jurnal

meta 1 fix

Untuk jurnal yang pertama dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia dan Pendapatan Operasional Lainnya terhadap Profitabilitas pada Bank Pemerintah di Bank indonesia Periode 2005-2009, metode yang digunakan adalah Deskriptif verifikatif. Deskriptif variatif adalah menjelasakan gambaran pengaruh variable bebas dengan variable terikatnya.Metode statistika yang digunakan adalah Analisis regresi berganda dengan melakukan uji F dan statistic table t dengan signifikansi 5%.Variabel yang digunakan adalah Dana pihak ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Pendapatan Operasional Lainnya (POL), dan BOPO pada Bank-bank Pemerintah.

Berdasarkan uji F, Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Pendapatan Operasional Lainnya (POL) secara bersama-sama berpengaruh terhadap BOPO pada bank-bank pemerintah yang terdapat di Bank Indonesia periode 2005 sampai dengan 2009. Proporsi variasi total yang dapat dijelaskan oleh ketiga variabel bebas tersebut 56,8%. Berdasarkan Uji-t, terdapat pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) secara signifikan terhadap BOPO, sedangkan variabel Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Pendapatan Operasional Lainnya (POL) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap BOPO pada bank pemerintah.Dana pihak ketiga tentunya memberikan pengaruh terhadap BOPO, karena dana pihak ketiga akan mempengaruhi pendapatan operasional itu sendiri, sehingga perhitungan BOPO akan terpengaruh karena komposisi dari pendapatan operasional.

meta 2 fix

Untuk jurnal yang kedua dengan judul Pengaruh Sumber Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba PT. Bank CIMB Niaga, Tbk Periode 2001-2008, metode yang digunakan adalah metode deskriftif dan metode verivikatif. Metode statistika regresi sederhana, analisis kolerasi, koefisien determinasi dan uji t dan menggunakan program SPSS 12.0 For Windows. Data yang digunakan adalah data sekunder.Variabel bebas dan terikat yang diteliti adalah dana pihak ketiga dan tingkat laba.

Dari jurnal ini, dapat diketahui bahwa dana pihak ketiga pada PT. BAK CIMB Niaga pada tahun 2001-2008 terus meningkat, hal ini dikarenakan karena suku bunga yang ditawarkan, keberhasilan program pemasaran, dan pengembangan produk dari bank. Laba yang dihasilkan oleh bank juga mendapat pengaruh positif dari dana pihak ketiga. Jika laba yang dihasilkan tinggi, maka laba yang dihasilkan juga tinggi, begitupun sebaliknya.

meta 3

Untuk Jurnal yang ketiga dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Deposito, Giro, dan Tabungan) Terhadap Penyaluran Kredit UMKM Bank Umum Daerah Istimewa Yogyakarta, metode, Data yang digunakan adalah data sekunder pada Bank Umum Daerah Istimewa Yogyakarta mulai Januari 2008 – Agustus 2012. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan SPSS 16. Variabel dependen yang diteliti adalah Dana Pihak Ketiga (Deposito, Giro, dan Tabungan).

Berdasarkan model regresi yang didapat, maka diperoleh variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM Bank Umum DIY adalah deposito dan giro.Besarnya pengaruh variabel independen Deposito terhadap penyaluran kredit UMKM Bank Umum Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 0.373 dan besarnya pengaruh Giro adalah sebesar 0.913. Peningkatan dana pihak ketiga Deposito dan Giro akan menyebabkan peningkatan kredit UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti jurnal yang kedua, dana pihak ketiga memberikan pengaruh positif terhadap pemberian kredit, hal ini juga akan menyebabkan peningkatan laba yang berbanding lurus.

meta 4

Untuk jurnal yang keempat dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia terhadap Penyaluran Kredit Bank BUMN di Indonesia periode 2006 – 2010 , Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Sampel dalam penelitian ini adalah Bank BUMN yang masih beroperasi pada periode 2006-2010 yaitu berjumlah empat (4) bank.Variabel bebas yang diteliti adalah Dana pihak ketiga, Capital adequacy ratio, dan suku bunga SBI, sedangkan varaibe…l terikatnya adalah penyaluran kredit Bank BUMN di Indonesia.

Hasil pengujian secara serempak menunjukkan bahwa dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit Bank BUMN di Indonesia pada periode 2006-2010 dengan nilai Adj. R Square sebesar 91,5%. Secara parsial, variabel dana pihak ketiga(X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan Capital Adequacy Ratio (X2) dan suku bunga SBI(X3) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

Seperti yang sudah dijelaskan di jurnal-jurnal sebelumnya, dana pihak ketiga memiliki pengaruh yag postf terhadap pemberian kredit. Suku bunga SBI memiliki pengaruh negative terhadap pemberian kredit karena pihak bank beranggapan bila suku bunga SBI tinggi, maka dapat enghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada dana dialokasikan dalam pemberian kredit, oleh karena itu jika suku bunga SBI tinggi maka pemberian kredit jmengalami penurunan. Begitu pula dengan CAR, karena adanya tuntutan untuk ketersediaan modal maka pihak bank dituntut untuk lebih menyisihkan, maka jika CAR tinggi, pemberian kredt juga akan menurun.

meta 5

Untuk jurnal yang kelima dengan judul Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performance Loan (NPL), dan Tingkat Inflasi terhadap Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah20% dari total populasi yaitu 66 BPR. Metode yang digunakan adalahmodel persamaan regresi linier berganda.Variabel terikat yang diteliti adalah jumlah kredit yang diberikankan oleh seluruh BPR di kota Jawa Tengah pada Januari tahun 2005sampai dengan Desember 2007.Variabel bebas yang diteliti adalah Dana pihak ketiga , tingkat suku bunga kredit, NPL dan tingkat inflasi.

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda, diketahui bahwa Terdapat pengaruh positif antara Dana PihakKetiga terhadap penyaluran kredit BPR.pengaruh yang negatif tetapi tidaksignifikan antara variabel tingkat suku bungakredit dengan penyaluran kredit BPR. pengaruh yang negtif tetapi tidaksignifikan antara variabel Non PerformanceLoan dengan penyaluran kredit BPR.pengaruh yang positif tetapi tidaksignifikan antara variabel tingkat inflasi denganpenyaluran kredit BPR.pengaruh yang negatif dan signifika antara variabel tingkat risiko kredit denganpenyaluran kredit BPR.

Tingakt suku bunga kredit memberikan pengaruh negative terhadap pembeian kredut, karena jika tingkat suku bunga kredit tinggi maka masyarakat tidak tertarik untuk mengajukan kredit pada bank tersebut.Nnon performing loan juga memberikan pengaruh negative terhadap pemberian kredit,hal ini dikarenakan tingakat dana yang tidak dialirkan jika mengalami kenaikan maka pemberian kredit juga harus diturunkan. Tingkat inflasi justru memberikan pengaruh positif namun tidak signifikan.karena msyarakat dalam menghadapi inflasi yang berfluktuasi beranggapan bahwa dengan pengajuan kredit, ekonomi akan lebih terjamin. Begitu pula dengan tingkat resiko kredit yang memberikan pengaruh negatif terhadap pemberian kredit, tingkat resiko kredit akan menambah cost dari kredit itu sendiri, maka jika tingkat resiko kredit tinggi akan menurunkan pemberian kredit bank.

 

KESIMPULAN

Dari lima jurnal yang saya telaah, dana pihak ketiga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas, BOPO maupun Pemberian kredit. Hal ini berkaitan karena dana pihak ketiga adalah komponen dari penyaluran kredit. Pemberian kredit tidak bisa dijalankan jika tidak adanya dana pihak ketiga yang bisa dialokasikan. Disinilah konsep tangan kanan menerima dan tangan kiri menyalurkan. Jika tangan kanan (Sumber dana) cukup kuat dan menjamin operasional bank, maka tangan kiri (penggunaan dana) yang disalurkan juga berbanding lurus atau mengalami peningkatan secara signifikan.

Imbas dari pemberian kredit yang meningkat adalah tingat profitabilitas yang meningkat pula.Pemberian kredit menghasilkan pendapatan operasional bank meingkat, hal ini dikarenakan bunga yang dikenakan kepada masyarakat atas kredit yang diberikan oleh bank.Hal ini juga menyangkut tentang tingkat suku bunga kredit yang diberikan, jika tingkat suku bunga kredit tinggi, masyarakt kurang tertarik terhadap kredityang ditawarkan oleh bank.

 

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Keuangan Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia, Vol ISSN 2085-7993 – 1 of 9.2010, Fitri Sukmawati, S.E., M.M., Hanifa Zulhaimi, S. Pd, M.Ak, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia dan Pendapatan Operasional Lainnya terhadap Profitabilitas pada Bank Pemerintah di Bank indonesia Periode 2005-2009

JBPTUNIKOMPP, 2010, Teguh Pratama Rokiansyah, Pengaruh Sumber Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba PT. Bank CIMG Niaga, Tbk Periode 2001-2008

Jurnal Academia, 2013, Yuni Rafita, Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Deposito, Giro, dan Tabungan) Terhadap PenyaluranKredit UMKM Bank Umum Daerah Istimewa Yogyakarta

Artikel akuntansi UNUS, vol 2, no. 2 februari 2013, 2013, Kadek Ari Sulistya, Made Gede Wirakusuma, Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, dan Suku Bunga SertifikatBank Indonesia terhadap Penyaluran Kredit Bank BUMN di Indonesia periode 2006 – 2010

TEKNIS, Vol. 5 No.1 April 2010 : 25 – 31, 2010, Mohamad Hasanudin, Prihatiningsih, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit, Non Performance Loan (PL), dan Tingkat Inflasi terhadap Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Metode Perhitungan Biaya dan Rasio Earning pada CAMELS (Pertemuan Keempat)

Nama   : Indriyani Rachmawati

NPM   : 28212419

Kelas   : SMAK06

 

Laporan keuangan bank adalah salah satu pengukuran yang diatur oleh Bank Indonesia. Bank diharuskan untuk dapat membuat laporn keuangan yang dapat diandalkan dan dipertanggung jawabkan karena untuk kepentingan bank itu sendiri, masyarakat yang akan atau sedang menyimpan dananya di bank tersebut, maupun untu bank sentral dalam hal pengawasan bank. Bank diharapan dapat mempublikasikan laporan keuangannya secara transparan kepada masyarakat dan Bank Indonesia.

Dari pelaporan keuangan bank tersebut, tentunya masyarakat dapat melihat bagaimana perkembangan bank tersebut. Asyarakat juga dapat mengetahui apakah dana mereka dapat dikelola dengan baik dan mendapat pengembalian sesuai dengan tingkat bunga yang dijanjikan oleh bank, disinilah eran bank sentral utuk melindungi terjadinya resiko bank untuk kolaps. Salah atu caranya yaitu dengan menetapkan giro wajib minimum. Masyarakat mendapatkan jainan bahwa dananya dapat berputar dengan baik dan bank juga memiliki tingkat keercayaan yang stabil.

Dalam laporan keuangan bank tersebut tentunya terdapat informasi tentang Pendapatan dan biaya. Pendapatan dan biaya dalam perbankan yang palig utama dalah yang berhubungan dengan bunga. Segala aktiva (surat berharga, penempatan pada bank lain, serta kredit) yang dapat menghasilkan bunga akan menghasilkan pendapatan bunga. Biaya adalah segala yang dibayarkan kepada pihak ketiga karena telah menyimpan dananya di bank tersebut (giro, tabungan dan deposito).

Dalam konsep biaya dana bank, terdapat perbedaab pinsip dengan industry non bank. COntohnya dalam indsutri manufaktur, baya yang dimaksud adalah biaya produksi per unit barang yang akan dijual, namun dalam perbnkan biaya yang yang dimaksud adalah biaya bunga yang ditawarkan kepada masyarakat dalam menyimpan dananya di bank.

DIini dapat dilihat bahwa factor tingkat bunga dapat mempengaruhi minat masyarakat dalam menyimpan danayna di bank, tetapi yang mengherankan walaupun tingkat bunga yang ditawarkan oleh pihak bank masih dibawah tingkat inflasi, masyarakat tidak mengurungkan niatnya. Maysrakat sadar bahwa fungsi bank itu sendiri bukan hanya untuk mrndapat pengeblian tingkat bunga yang tinggi, tetapi juga mempermudah transaksi dan perekonomian masarakat itu sendiri.

Metode Perhitungan Biaya Dana Bank

Berikut adalah metode yang digunakan dalam menghitung biaya dana bank. Data yang digunakan adalah salah satu Bank konvensional pada tahun 2012.

  1. Cost of Mixed Fund (CoF)

CoF = x 100%

= x 100% = 4,512%

  1. Cost of Money (CoM)

CoM = x 100%

= = 7,532%

  1. Cost of Loanable Fund (CoL)

CoL = x 100%

= = = 7,771%

  1. Cost of Operable Fund (CoP)

CoP = x 100_%

= = = 5,657%

 

Perhitungan Earning Power

Berikut adalah komponen penilaian earning power, data yang digunakan adalah laporan keuangan bank konvensional pada tahun 2012.

  1. Return on Asset (ROA)

= x 100%

= = 1,978%

(Laba sebelum pajak disetahunkan, misalkan posisi laporan keuangan yang akan dianalisis per posisi agustus, maka akumulasinya dibagi 8 dan dikali 12)

  1. Return on Equity (ROE)

= x 100%

= = 118,6%

(Laba setelah pajak disetahunkan, misalkan posisi laporan keuangan yang akan dianalisis per posisi agustus, maka akumulasinya dibagi 8 dan dikali 12)

  1. Net Interest Margin (NIM)

= x 100%

= = 5,628%

(Pendapatan bunga bersih – Pendapatan bunga – beban bunga)

  1. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO)

= x 100%

= = 88,65%

(Angka dihitung per posisi/tidak disetahunkan)

  1. Perkembangan laba operasional

= Pendapatan Operasional – Biaya Operasional

= 2254355 – 138838 = 281065

(rasio dihitung disetahunkan)

  1. Fee Based Income Ratio

= x 100%

= = 9,905%

(rasio dihitung per posisi/tidak disetahunkan)

 

 

Penilaian Kesehatan Bank – CAMELS (Pertemuan Ketiga)

Nama   : indriyani Rachmawati

NPM   : 28212419

Kelas   : SMAK06

 

Bank Indonesia berperan dalam mengatur dang mengawasi bank untuk memeliharakestabilan perekonomian, perbankan yang kuat dan system perekonomian yang terkendali. Pada rezim orde barui, banyak Bank menjamur sehingga jumlahnya tidak dapat terkontrol, Bank-bank tersebut dengan mudahnya dapt menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali kepada debitur yang memerlukan. Tetapi karena hal itu juga, bank pada saat itu tidak memiliki kredibiltas yang baik. Pengawasan yang lemah dan tidak sistematis sehingga memudahkan bank untuk dapat melakukan penghimpunan yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan ekonomi Indonesia.

Bom waktu pun meledak, bank-bank pun jatuh dan tidak dapat bertahan pda krisis moneter terbesar sepanjang sejarah di Indonesia. Ini adalah dampak akumulasi dari pengawasan dan pengaturan Bank Indonesia yang tidak dapat melindungi bank dan menjamin bank untuk bisa menghadapai situasi-situasi negatif. Hal ini memberikan Bank Indonesia peran untuk menetapkan prioritas penyaluran dana kepadapengusaha golong ekonomi lemah dan koperasi.

Salah satu bentuk dari pengaturan dan pengawasan bank yang menjadi tonggak dan paling penting adalah adanya tata cara penilaian kesehatan bank. Pertama kali diberlakukan yaitu pada tahun 1999 (CAMEL) dan mengalami perubahan pada tahun 2004.

Dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 serta ketentuan pelaksanaannya sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, komponen CAMELS mengacu pada kinerja bank secara internal. Perbedaan antara CAMEL dengan CAMELS yaitu CAMELS lebih banyak memperhitungkan rasio, termasuk penambahan komponen baru yaitu Sensitivity to Market Risk (S). CSR juga sudah dianggap termasuk dalam unsur Good Corporate Governance (GCG) Karena hal ini juga merupakan factor yang mempengaruhi dalam kepekaan pembangunan perekonomian.

Dalam hal penilaian CAMELS, ditemukan kesulitan dalam hal perhitungannya:

  1. Penilaiannya bersifat rahasia, Pelaporan keuangan bank tersebut hanya menampilkan informasi yang bersifat umum saja seperti kualitas aktiva produktif, CAR dan sebagainya. Hanya Bank dan manajemen bank yang dapat mengetahui penilaian bank secara mendalam. Masyarakat tentunya hanya dapat mengetahui informasi secara umum dan tidak bisa menyimpulkan bank tersebut dapat dikatakan sehat atau tidak karena yang diketahui hanyalah kulitnya saja.
  2. Perhitungan CAMELS juga dilakukan secara self-asessment
  3. Sebelumnya, CAMEL bersifat kuantitatif saja, tapi pada CAMELS juga mempertimbangkan aspek kualitatif dalam bentuk expert judgment. Dengan meggunakan komposit 1-5 yang mngkategorikan bank menjadi sehat, cukup sehat, kurang sehat ataupun tidak sehat.

Regulasi dan system baru yang diberlakukan pada taun 2012 dilatarbelakangi oleh perubahan kompleksitas usaha dan profil risiko. Dalam penilaian bank yang dilakukan secara self-asessment akan dilakukan pemeriksaan sebagai langkah validasi atau konfirmasi terhadap penilaian yang dilakukan oleh pihak bank. Jika terjadi perbedaaan penilaian antara kondirmasi dari Bank Indonesia dengan hasil self-asessment dari bank, maka yangberlaku adalah penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

Perbankan Syariah (Pertemuan kedua)

Nama : Indriyani Rachmawati (28212419) SMAK06

 

Terdorongnya kegiatan operasional berbasis syariah yaitu dengan adanya prinsip-prinsip islam yang khususnya tentang tata cara bermuamalah. Bank Syariah bertujuan untuk mengutamakan kesejahteraan bersama dengan kesepakatan yang lebih proporsional.

Bank Indonesia dalam pelayanannya kepada masyarakat melakukan pengembangan terhadap system perbankan di Indonesia dalam hal pn mengembangkan penyediaan alternative jasa perbankan, yaitu dengan mengembangkan system syariah. Dalam system syariah mempunyai prinsip untuk membagi hasil dan mengedepankan keadilan dan nilai persaudaraan dalam produktivitas.

Dengan alternative perbankan yang disediakan oleh BI meluas dan berkembang, produk syariah diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara sektor perbankan dengan sektor riil. Masyarakat dihadapkan dengan pilihan produk Bank yang semakin beragam. Syariah sendiri mempunyai pasar dan nasabahnya sendiri, terlebih karena nilai islam yang kental sangat mempengaruhi dalam kegiatan penentuan harga.

Perbankan syariah tergerak karena merasa adanya riba/bunga yang kurang memberikan keadilan dan hanya memberikan keuntungan secara sepihak. Dengan kata lain, dalam hal pembiayaan (mudharabah dan musyarakah), Bank dan nasabah akan mendapatkan keuntungan dari usahanya. Permasalahnnya, apakah keuntungan yang diberikan oleh bank syariah sebanding atau lebih kecil dari bank konvensional, sehingga masyarakat tidak tertarik untuk melakukan pembiayaan pada Bank Syariah? Bank syariah menarik nasabah dengan caramemberikan nisbah bagi hasil yang menarik dan dapat bersaing denngan suku bunga bank konvensional.

Operasionalisasi perbankan syariah harus mengikuti ketentuan-ketentuan islam yang berada dalam koridor prinsip-prinsip syariah, yaitu:

  • Keadilan, Bank syariah memberikan hasil sesuai dengan proporsi hasil kerjanya masing-masing yang adil dan sesuai dengan fitrah alam. Besarnya pembagian keuntungan tergantung pada besarnya nisbah (perjanjian) pada awal akad.
  • Kemitraan, posisi antara investor, debitor dan Bank sejajar. Dengan kata lain, semua pihak memiliki hak yang seimbang dan saling mendapatkan keuntungan. Penghargaan dalam hal skill , pemikiran, kerja keras dan waktu akan ditempatkan secara sepadan.
  • Transparansi, nasabah dapat dengan mengetahi laporan keuangan secara berkesinambungan
  • Universal dalam kemitraan, Bank diharapkan menjadi alat perekonomian yang tidak membedakan suku, ras maupun agama.
  • Bank Syariah

Produk-produk Bank Syariah

  • Project financing (Al-Mudharabah – trustee profit sharing)
  • Project Financing ( Al Masyarakat – joint-ventur profit sharing)
  • Financing the Acquisition (Al-Bai Bithaman Ajil-Deffered Instalment sale)
  • Saving Account (Al-Wa diah Yad Dhamanah – Guaranteed Custody)
  • Current Acoount (Al-Musyarakah-joint-venture profit-sharing)
  • General investment account (Al-Mudharabah – trustee profit-sharing

Untuk setiap pengembangan produk, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari fatwa dewan syariah. Hal ini dikarenakan untuk menghindari produk yang melenceng dari prinsip-prinsip islam. Produk Bank Syariah harus tetap dalam koridor norma, kerjasama dan pandangan islam yang mengganggap untuk menyamakan kepentingan setiap pihak.

Penyaluran Dana

Dalam hal penyaluran dana, terlihat perbedaan prinsip operasional dibandingkan dengan bank konvesnsional. Pembiayaan dalam syariah seperti mudharabah , yaitu perjanjian antara investor dengan pengguna dana dalam kegiatan tertentu dan mendapatkan keuntungan sesuai pembagian yang telah disepakati. Sama halnya dengan musyarakah (pencampura dana para pemilik modal), murabahah (perjanjian jual beli antara bank syariah dengan nasabahnya menyangkut barang yg diperlukan nasabah dan menjualnya kembali), yaitu dengan nisbah yang sudah disepakati sebelumnya.

Tingkat keuntungan bank syariah dalm jangka pendek sangat fluktuatif, tidak berpengaruh pada moneter. Tapi lebih berpengaruh pada sektor riil (jual-beli). Ika dilihat dari kurva jangka pendek, tingkat keuntungan bank syariah lebih stabil karena terus berfluktuasi.

Bank syariah dianggap sebagai solusi dalam masalah perekonomian khususnya perbankan di Indonesia, karena dengan system syariah mengajarkan untuk menegakan nilai kejujuran, keadilan,dan persamaan sesuai proporsi. Bank syariah dianggap dapat bertahan pada krisis moneter pada tahun 1998 dibandingkan dengan bank konvensional. Bank konvensional tercatat lebih banyak kolaps dibandingkan denga bank syariah pada saat itu.

Kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah juga semakin meningkat dari tahun ke tahun, asset yang dimiliki bank syariah juga mengalami peningkatan. Hal ini mencerminkan bahwa bank syariah sudah dapat menarik minat masyarakat dalam hal system perbankan yang beda dengan bank umum seperti biasanya. Masyarakat juga sudah menyadari kelebihan dari system syariah dalam hal pengelolaan dana maupun pembiayaan dananya.

Berikut grafik yang menunjukkan tentang jumlah kantor dan unit syariah sampai Januari 2012

blog 2 (1)

Dengan tingkat kepercayaan yang semakin meningkat, masyarakat sadar untuk dapat memanfaatkan sebaik mungkin system perbankan syariah dalam hal perekonomian, mengingat system syarah sendiri merupakan hal yang dominan dalam hal perekonomian.

Manajemen Dana Bank Syariah

Dalam hal penanganan, BI memisahkan penanganan bank syariah dengan bank konvensional. Walaupun perkembangan bank syariah cukup pesat, namun hal ini masih belum bisa melampaui perkembangan bank konvensional. Prinsip pemisahan isi dikenal dengan dual-banking system (system perbankan ganda). HAl ini dikarenakan untuk pelayanan kepada masyarakat agar alternative jasa perbankan semakin beragam dan lengkap. Dengan hal ini, prinsip syariah dapat ditonjolkan dengan mengutaakan nilai kebersamaan, keadilan dalam bertransaksi, dan menghindari adanya kecurangan atau ketidak-transparan dalam halbertransaksi.